Nusantara selalu memiliki kekayaan cerita dari mulut ke mulut (folklor) atas berbagai kejadian dan peristiwa. Pun, dengan sejarah lisan mengenai keberadaan Desa Sanankerto, Kecamatan Turen serta terbukanya areal hutan angker yang kini beralih menjadi daerah wisata yaitu Andeman.
Folklor tentang sejarah Sanankerto, cukup menarik terutama masih kuatnya keyakinan masyarakat yang sampai saat ini terjaga. Sebut saja Nuri atau Subur, Kepala Desa Sanankerto.
Menurut penuturan Nuri desa yang ditempatinya sebelum secara administratif disebut sebagai Sanankerto, dulu dikenal dengan nama Desa Singgahan.
Secara harafiah, kata Singgahan menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tempat berhenti. Hal ini sesuai dengan letak Desa Sanankerto yang memiliki dan dikelilingi empat sungai yang mengaliri desa tersebut. Sungai Gajah Longong yang mengaliri daerah persawahan Dukuh Betek dan Dukuh Krajan, Sungai Andeman mengaliri daerah sawah Singgahan yang berada di timur Sungai Lesti Dukuh Krajan, Sungai Lesti yang membentang dari utara keselatan dan Sungai Sumber Bulu pertemuanya (tempurannya) dengan Sungai Lesti.
"Jadi zaman dulu pendatang harus menyeberangi sungai dan singgah sebentar di desa ini sebelum melanjutkan perjalanan ke desa selanjutnya," kata Nuri yang memiliki homestay di wilayah Andeman Sanankerto, Rabu (21/06).
Maka jangan heran kalau kita bertanya kepada warga asli, nama Singgahan lebih kerap lahir dari mulut mereka dibanding dengan nama Sanankerto.
Selain asal usul nama desa tersebut, Nuri pun menyampaikan sejarah lahirnya nama Andeman dengan mengacu pada lembar kertas berjudul, "Babad Tanah Andeman”.
Thanks for reading & sharing OMAH ASAP BOONPRING
0 comments:
Post a Comment